I LOVE INDONESIA

I LOVE INDONESIA

Minggu, 30 Oktober 2011

Pembaharuan Islam di Indonesia

KEMUHAMMADIYAHAN
PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA


Nama Penyusun:
1.     Siti Sofiah (1001105060)
2.     Taufikkul Rachman  (1001105063)
3.     Tiara Ambarwati (1001105065)


PENDIDIKAN EKONOMI ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN III B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Prof. Dr. HAMKA
2011
KATA PENGANTAR

            Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Kemuhammadiyahan     yang berjudul “Pembaharuan Islam Di Indonesia”.

            Makalah ini dikerjakan untuk melakukan tugas yang telah diberikan oleh Dosen kami, Bapak Amir  pada mata kuliah Kemuhammadiyahan pada jurusan Ekonomi Administrasi Perkantoran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

            Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun telah mendapat dukungan, bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:
1.      Bapak Amir  selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam kesibukan beliau dan dengan sabar memberikan arahan, pengetahuan serta bimbingan kepada penyusun sehingga sangat membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
2.      Teman-Teman terima kasih atas ukhuwah dan kerjasamanya selama ini.
3.      Dan kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusun, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
            Penyusun berharap makalah ini berguna terutama bagi penyusun dan pihak-pihak yang membutuhkan.
            Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu akan bahagia rasanya bila Anda menyampaikan saran-saran untuk memperbaikinya sehingga setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.

                                                                                                        Penyusun 

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG :
Yang menjadi factor utama timbulnya tajdid (pembaharuan) islam terutama yang ada di Indonesia adalah keterbelakangan kondisi umat Islam sejak abad ke-12 sampai dengan abad ke-19, bahkan sampai dengan sekarang. Faktor-faktor penyebab keterbelakangan umat Islam sepanjang sejarah berbeda-beda dan tidak hanya satu faktor, tetapi beberapa faktor seperti ambisi perebutan kekuasaan (perpecahan politik), kemorosotan moral terutam pada penguasa yang melenyapkan identitas muslim, korupsi, kemewahan hidup, sistem feudal yang menguasai tanah yang sangat luas,politik adu domba yang dilancarkan pihak lain,kurang atau tidak mengamalkan ajaran agamanya (lemah iman),kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam buku sejarah peradaban Islam disebutkan bahwa kebangkitan umat Islam di Indonesia terjadi pada abad ke-20 masehi sebagai kelanjutan abad pembaruan di abad sebelumnya. Dimana bangkitnya Islam di Indonesia ditandai dengan munculnya organisasi Islam baik bersifat keagamaan maupun yang bersifat politik. Organisasi tersebut ntara lain adalah jamiyatul khair,Muhammadiyah,dan Nahdhatul Ulama.
Dengan adanya kebangkitan Islam baik yang bersifat internasional ataupun lokal, khususnya di Indonesia didahului oleh adanya upaya tajdid (pembaruan). Bermula dari soal ubudiyah, paham gerakan tersebut berusaha mengubah paham tradisional, termasuk di dalamnya takhayul dan khurafat. Adapun faktor-faktor yang mendorong lahirnya gerakan ini adalah tidak bersih dan campur aduknya kehidupan agama Islam di Indonesia,tidak efisiensinya lembaga-lembaga pendidikan agama Islam,meningkatnya aktivitas misi-misi katolik dan protestan,sikap acuh tak acuh golongan intelgensia terhadap Islam,pengaruh kolonialisme terhadap keadaan politik, ekonomi, sosial umat Islam di Indonesia.
Pada prinsipnya pembaruan berintikan pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi.

BAB II
PEMBAHASAN

Telah dijelaskan bahwa dalam buku sejarah peradaban Islam disebutkan bahwa kebangkitan umat Islam di Indonesia terjadi pada abad ke-20 masehi sebagai kelanjutan abad pembaruan di abad sebelumnya. Dimana bangkitnya Islam di Indonesia ditandai dengan munculnya organisasi Islam baik bersifat keagamaan maupun yang bersifat politik. Organisasi-organisasi tersebut antara lain: Jamiyatul khair,Muhammadiyah,Nahdatul Ulama, dan lain-lain.
A.                Jamiyatul Khair
Organisasi sosial yang berperan dalam melakukan perubahan sistem atau lembaga pendidikan Islam terutama di Jakarta. Lengkapnya Al-Jamiatul Khairiyah. Merupakan organisasi pendidikan Islam tertua di Jakarta, didirikan tahun 1901 dengan peran besar para ulama asal Arab Hadramaut dan juga pemuda Alawiyyin, seperti Habib Abubakar bin Ali bin Abubakar bin Umar Shahab, Sayid Muhammad Al-Fakir Ibn. Abn. Al Rahman Al Mansyur, Idrus bin Ahmad Shahab, Ali bin Ahmad Shahab, Abubakar bin Abdullah Alatas, Muhammad bin Abdurrahman Shahab, Abubakar bin Muhammad Alhabsyi dan Syechan bin Ahmad Shahab. Di tangan ulama-ulama inilah Jamiatul Khair tumbuh pesat.
Sebenarnya pada tahun 1901 Jamiatul Khair belum mendapat izin dari pemerintah Belanda. Tujuan organisasi adalah mengembangkan pendidikan agama Islam dan bahasa Arab. Oleh karena perhimpunan tersebut kekurangan tenaga guru, maka pada konggresnya tahun 1911, diantara satu keputusannya adalah memasukkan guru-guru agama dan Bahasa Arab dari luar negeri. Kemajuan Jamiatul Khair tersebut menambah kepercayaan masyarakat Islam di Jakarta (dan Jawa umumnya) serta daerah sekitarnya.
Organisasi Pembaharuan Islam ini berkantor di daerah Pekojan di Tanjung Priok (Jakarta). Oleh karena perkembangannya dari waktu ke waktu semakin pesat, maka pusat organisasi ini dipindahkan dari Pekojan ke Jl. Karet, Tanah Abang. Organisasi ini dikenal banyak melahirkan tokoh-tokoh Islam, terdiri dari tokoh-tokoh gerakan pembaharuan agama Islam antara lain, Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), HOS Tjokroaminoto (pendiri Syarikat Islam), H. Samanhudi (tokoh Sarekat Dagang Islam), dan H. Agus Salim. Bahkan beberapa tokoh perintis kemerdekaan juga merupakan anggota atau setidaknya mempunyai hubungan dekat dengan Jamiatul Khair.
Awalnya memusatkan usahanya pada pendidikan, namun kemudian memperluasnya dengan dakwah dan penerbitan surat kabar harian Utusan Hindia di bawah pimpinan Haji Umar Said Cokroaminoto (Maret 1913). Kegiatan organisasi juga meluas dengan mendirikan Panti Asuhan Piatu Daarul Aitam. Di Tanah Abang, Habib Abubakar bersama sejumlah Alawiyyin juga mendirikan sekolah untuk putra (aulad) di Jl. Karet dan putri (banat) di Jl. Kebon Melati serta cabang Jamiatul Khair di Tanah Tinggi Senen.
Pemimpin-pemimpin Jamiatul Khair mempunyai hubungan yang luas dengan luar negeri, terutama negeri-negeri Islam seperti Mesir dan Turki. Mereka mendatangkan majalah-majalah dan surat-surat kabar yang dapat membangkitkan nasionalisme Indonesia, seperti Al-Mu'ayat, Al-Liwa, Al-ittihad dan lainnya. Tahun 1903 Jamiatul Khair mengajukan permohonan untuk diakui sebagai sebuah organisasi atau perkumpulan dan tahun 1905 permohonan itu dikabulkan oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan catatan tidak boleh membuka cabang-cabangnya di luar di Batavia.
B.                 Muhammadiyah
Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan lahirnya Muhammadiyah, kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang  juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan.
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” (kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum.
 
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas, memiliki cita-cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad.Mengenai langkah pembaruan Kyai Dahlan, yang merintis lahirnya Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby Darban (2000: 31) menyimpulkan hasil temuan penelitiannya sebagai berikut:”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan ingin membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam, ia merombak taklid untuk kemudian memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”.
 
Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” ialah dalam merintis pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam “modern” itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara ዑሙም Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda.Kyai Dahlan juga peduli dalam memblok umat Islam agar tidak menjadi korban misi Zending Kristen, tetapi dengan cara yang cerdas dan elegan. Kyai mengajak diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan antara Al-Quran sebagai Kutab Suci umat Islam dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat Islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya”, sehingga Kyai pendiri Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwadiskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di masjid (Jainuri, 2002: 78) .Kepeloporan pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‘Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain.Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan.Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut: Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam, Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern, Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam dan mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.
 
A.                Nahdatul Ulama
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam yang terbesar nomer 1 di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.Berangkan komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti mazhab: imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi, imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.Gagasan kembali kekhittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskankembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.

Kamis, 13 Oktober 2011

Belajar Pembelajaran Adm.Perkantoran


BELAJAR PEMBELAJARAN AP
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Abdul Madjid Latief, MM, M.Pd.




Disusun Oleh : Siti sofiah (1001105060)


PENDIDIKAN EKONOMI ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
2011





KATA PENGANTAR
          Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA yang begitu besar sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar”.
            Makalah ini dikerjakan untuk melakukan tugas yang diberikan oleh Dosen kami yang bernama Prof.Dr.H. Abdul Madjid Latief, MM, M.Pd.  pada jurusan Ekonomi Administrasi Perkantoran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka.
            Dalam penyelesaian makalah ini,penyusunan telah mendapatkan dukungan,bimbingan batuan dan saran dari berbagai pihak.Penyusun mengucapkan trima kasih kepada:
            1.Bapak Prof. Dr. H. Abdul Latief, MM, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan  waktu  dalam kesibukan beliau dan dengan sabar memberikan arahan,pengetahuan serta bimbingan kepada penyusun sehingga sangat membantu dalam pembuatan makalah ini.
            2.Teman-teman yang telah membantu serta berkerja sama selama ini.
            3.Kepada semua pihak yang telah banyak  membantu penyusun.
Secara khusus penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak,ibu dan juga keluarga yang telah sabar memberikan bimbingan dan dukungan sekaligus esbagai pendorong utama untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
            Akhirya penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.karena itu saran kritik dan masukan dari berbagai pihak sangat penyusun harapkan.



Jakarta 04 Oktober 2011

 Penyusun                                                      
                                                                                                                                
                                                                                   
A.    PENDAHULUAN
Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. Keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan belajar siswanya. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat memberikan dukungan yang positif dalam belajar, namun dapat juga menghambat proses belajar. Hambatan-hambatan yang terjadi berakibat pada hasil belajar individu yang mengalami proses belajar tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Keadaan-keadaan tersebut berdampak pada timbulnya masalah pada proses belajar selanjutnya. Motivasi belajar siswa yang rendah akan menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses pembelajaran, karena dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Oleh karena itu guru diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.


B.     FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Secara umum factor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu factor internal dan factor eksternal . kedua factor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. 
1.      Factor intern adalah factor yang ada dalam diri individu yang sedang beljar. Factor intern terbagi menjadi   3 faktor yaitu factor jasmaniah,psikologis dan kelelahan.
a.       Factor jasmaiah meliputi:
1.      Factor kesehatan
Sehat berarti badan dalam  keadaan baik dan bebas dari penyakit. Proses belajar sangat tergantung pada kesehatan. Agar seorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya dengan cara mengatur pola hidup.
2.      Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah keadaan yang menyebabkn kurang baik pada tubuh kita. Keadaan cacat tubuh mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
b.      Factor psikologis
Ada beberapa factor yng mempengaruhi psikologis antara lain :
1)      Intelegensi dan perhatian.
Menurut I.P Chaplin intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan menghadapi sesuatu dengan cepat dan efisien,menggunakan konsep abstrak secara efektif,mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.

2)       Minat
Adalah kecenderunagn yang tetap mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai minat siswa tidak akan belajar dengan sebaik baiknya. Menurut Reber (Syah, 2003) minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, Oleh karena itu dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara lain, pertama, dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, dan pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang  studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
3)      Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
4)      Motif
Menurut James Drever motif adalah erat  hubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat sedangkan yang menjadi berbuat itu adalah motif itu sendiri sebagai alat penggerak atau pendorong.
5)      Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat alat pada tubuhnya sudah siap sudah siap dalam melaksanakan kecakapan baru. 
6)      Kesiapan
Kesiapan menurut james Driver adalah kesediaan untuk member respon atau beraksi.
c.       Factor kelelahan
Factor kelelahan dapat dibedakn menjadi 2 yaitu  : kelelahan jasmani dan rohani.kelelahan jasmani terlihat dari lunglainya tubuh dan keinginan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelekahan rohani dapat dilihat dari kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan keinginan seseorang untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan dapat mrempengaruhi belajar siswa,oleh sebab itu usahakan jangan sampai para siswa kelelahan.
2. Factor ekstern yaitu factor dari luar individu yang sedan belajar.
    Factor ekstern terbagi menjadi beberapa factor antara lain :
Factor keluarga
a.       Cara orang tua mendidik : besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.   karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama.
b.      Relasi antar anggota keluarga : yang terpenting adalah relasi orang tua dan anak juga dengan saudara atau anggota keluarga.
c.       Suasana rumah :suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan beajar. Dan suasana rumah factor terprnting yang tidak di sngaja.
d.      Keadaan ekonomi keluarga :keadaan ekonomi keluarga berpengaruh karena untuk pemenuhan kebutuhan selama ia belajar.
e.       Pengertian orang tua.
f.       Latar belakan kebudayaan : tingkat kebudayan dan kebiasaan mempengaruhi sikap anak dalam belajar.
Factor sekolah
Ada beberapa factor sekolah yang mempengaruhi belajar antara lain :
a.       Metode mengajar yaitu cara yang baik dan efektif serta efisien yang dilalui dlam belajar.
b.      Kurikulum yaitu sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
c.       Relasi guru dengan siswa yaitu adanya interaksi yang baik antara siswa dan guru.
d.      Relasi yang baik antara siswa dngan siswa yaitu interaksi yang baikantara siswa dengnsiswa yang lainnya.
e.       Disiplin sekolah yaitu berkaitan dengan kehadiran semua warga  yang ada di sekolah.
f.       Alat pelajaran yaitu kelengkapan yang dipakai dalam proes belajar mrengajar demi kelancaran kegiatan.
g.      Waktu sekolah yaitu : waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah.
h.      Tugas rumah yaitu: waktu belajar adalah disekolah dan dirumah siswa harus nya mengerjakan pekerjaan yng lain dan guru diharapkan untuk tidak banyajk memberikan tugas.
3.      Factor masyarakat
Factor masyarakat juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Factor msyarakat itu anatara lain adalah :
1.      Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegitan siswa dalam masyarakat harus di batasi jangan sampai ,engganggu waktu belajar.
2.      Media massa
Siswa perlu mendapat bimbingan dan control dalam penggunaan media masaa baik cetak maupun elektronik.
3.      Teman bergaul
Pengaruh adri teman bergaul siswa lebih lebih cepat masuk ke dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bermain yang baik akn berpengruh baik begitu pula sebaliknya.
4.      Bentuk kehidupan masyarakat.
Kehidupan masyarakat juga berpengaruh terhadap siswa  maka dari itu perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberikan pengaruh yang baik bagi suwa sewhingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

Pilihan ganda
1.      Factor yang mempengaruhi belajar di bedakan menjadi 2 golongan yaitu…
a.      Intern dan ekstrn.
b.      Primer dan sekunder.
c.       Sekunder dan tersier.
d.      Intern dan sekunder.
2.      Factor intern yang mempengaruhi belajar terbagi menjadi 3 yaitu…
a.       Jasmani,keluarga dan sekolah.
b.      Jasmaniah,psikologis dan kelelahan.
c.       Kelelahan,jasmaniah dan sekolah.
d.      Keluarga,rohani,jasmani.
3.      Factor ekstern yang mempengaruhi belajar terbagi menjadi 3 yaitu …
a.       Jasmani,keluarga dan sekolah.
b.      Keluarga,kelelahan dan rohani.
c.       Keluarga,sekolah dan masyarakat.
d.      Sekolah,masyarakat dan jasmani.
4.      Didalam factor intern terdapat factor jasmaniah yang tebagi lagi menjadi beberapa factor antara lain adalah…
a.       Factor suasana rumah dan latar belakang ekonomi.
b.      Cacat dan gelasi guru dengan siswa.
c.       Kurikulum dan cara mendidik.
d.      Kesehatan dan cacat tubuh.
5.      Didalam factor intern terdapat factor psikologis yang tebagi lagi menjadi beberapa factor antara lain adalah…
a.      Intelegensi,perhatian dan minat.
b.      Minat,bakat dan kesehatan.
c.       Cacat tubuh,jasmani dan minat.
d.      Motivasi,kesiapan dan cacat tubuh.
6.      Di dalam factor eksternal yang mempengaruhi belajar terdapat factor keluarga yang di bagi lagi menjadi 3 unsur antara lain adalah…
a.       Cara mendidik,suasana rumah dan kesehatan.
b.      Cara mendidik,latar belakang ekonomi dansuasana rumah.
c.       Kurukulum,suasana rumah dan relasi antar  guru dam siswa.
d.      Cacat tubuh,suasana rumah, dan  kurikulum.
7.      Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara…
a.       Memakai obat-obatan terlarang.
b.      Beajar hingga larut malam.
c.       Tidur dan beristirahat.
d.      Makan makanan yang tidak bergizi.
8.      Didalam factor intern  terdapat factor psikologis yang terbagi lagi menjadi beberapa factor diantranya adalah …
a.       Cacat tubuh.
b.      Jasmani.
c.       Rohani.
d.      Bakat.
9.      Menurut Hilgard bakat adalah ….
a.      Kemammpuan untuk belajar.
b.      Antusias dalam berfikir.
c.       Hal negative yang ada pada diri manusia.
d.      Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang kegiatan.
10.  Masyarakat merupakan factor eksren yang mempengaruhi belajar siswa, pengaruh tersebut terjadi karena…
a.       Keberadaan siswa dalam rumah.
b.      Keberadaan siswa dalam masyarakat.
c.       Keberadaan siswa dalam kelas.
d.      Keberadaan siswa dalam keluarga.
11.  Factor intern adalah…
a.       Factor yang terdapat diluar diri individu.
b.      Factor yang terdapat diluar dan didalam individu.
c.       Factor yang terdapat didalam diri individu.
d.      Factor terdapat di dalam dan di luar diri indivdu.
12.  Factor ekstern adalah…
a.       Factor yang terdapat dalam diri individu.
b.      Factor yang terdapat dilaur dan dalam individu.
c.       Factor yang terdapat didalam dan diluar individu.
d.      Factor yang terdapat diluar diri individu.
13.  Metode mengajar adalah…
a.      Suatu jalan atau cara yang harus dilalui didalam mengajar.
b.      Sebuah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
c.       Proses belajar mengajar.
d.      Factor-faktor yang mempengaruhi belajar.
14.  Kurikulum adalah…
a.      Proses belajar mengajar.
b.      Sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
c.       Factor yang mempengaruhi  belejar.
d.      Suatu jalan atau cara yang dilalui dalam mengajar.
15.  Kelelahan di bedakan menjadi 2 yaitu…
a.       Kelelahan jasmani dan tubuh.
b.      Kelelahan rohani dan psikis.
c.       Kelelahan jasmani dan rohani.
d.      Kelelahan psikis dan rohani.

 
C.     KESIMPULAN
Factor yang mempengaruhi belajar di bedakan menjadi 2 golongan yaitu:Factor intern adalah factor yang ada dalam diri individu yang sedang beljar.
Factor intern terbagi menjadi 3 yaitu factor kesehatan,cacat tubuh,dan factor kelelahan.
Factor ekstern yaitu factor dari luar individu yang sedan belajar.
actor ekstern terbagi menjadi beberapa factor yaitu factor keluarga,factor sekolah dan factor masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Prawiradilaga,Dewi Salma. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Prenada  Media Group.
Slameto.1988.Belajar dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara.